Tuesday, March 24, 2020

LITERASI MENYENANGKAN



Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Pendidikan di SD ditempuh selama 6 tahun dengan peserta didik dengan rentang usia 7 sampai 12 tahun. Pendidikan di SD harus mampu membentuk siswa yang berkarakter bangsa sehingga menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Kemajuan suatu negara juga dipengaruhi oleh tingkat melek huruf atau budaya literasi di negara tersebut.

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan membaca. Melalui kegiatan membaca, manusia memiliki kemampuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperlukannya. Semakin banyak membaca, akan semakin banyak pengetahuan yang didapat. Keterampilan membaca siswa dapat diasah mulai dari jenjang sekolah dasar. Akan tetapi, minat baca siswa di Indonesia termasuk golongan rendah. Minat baca yang rendah ini dibuktikan dari studi World’s Most Literate Nation Ranked  yang dirilis Central Connecticut State University pada 9 Maret 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61  negara mengenai minat membaca (Central Connecticut State University, 2016).

Hasil uji literasi membaca oleh IEA (Evaluation of Educational Achievemen) dalam PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) juga menunjukkan bahwa siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) Indonesia berada di posisi di bawah rata-rata. PIRLS 2011 menunjukkan para siswa kelas IV SD di Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500 (PIRLS 2011 International Results in Reading dalam IEA, 2012).


Guru sebagai jembatan bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca anak dengan menerapkan Gerakan Literasi Sekolah dengan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan membaca tersebut bisa dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Kegiatan tersebut juga dapat dilakukan dengan berbagai posisi sehingga anak tidak merasa bosan dan senang dalam kegiatan membaca.